Dari Anak Pantai Menjadi Pengusaha

Dari Anak Pantai Menjadi Pengusaha: Transformasi Hidup Saya

Dari anak pantai menjadi pengusaha – Perkenalkan saya Budi Antoro, nama yang mungkin terdengar asing di kalangan anak pantai di Bali, Karena memang saya bukan orang yang terkenal.

Singkat cerita saya adalah anak pantai yang lahir dari keluarga sederhana, namun berkat tekad, mimpi, dan passion, saya mampu mengubah hidup saya dari hanya seorang anak pantai menjadi seorang pengusaha yang akan sukses dalam waktu dekat. Sekarang saya memiliki perusahaan di Uni Emirat Arab dan sedang membangun bisnis di Bali. Ini adalah kisah saya.

Masa Kecil di Bali - Kehidupan Sederhana, Mimpi Besar

Saya lahir di keluarga yang hidupnya pas-pasan. Ketika saya masih kecil, ayah saya memutuskan untuk merantau ke Bali demi mencari penghidupan yang lebih baik.

Tidak lama kemudian, ibu saya menyusul untuk bekerja di sana. Saya, yang saat itu berusia 14 tahun, memutuskan untuk putus sekolah dan bergabung dengan mereka di Bali.

Awal Mula di Pantai Kuta

Dari Anak Pantai Menjadi Pengusaha

Saat pertama kali pindah ke Bali, saya mulai membantu ibu saya yang berjualan makanan di Pantai Kuta.Dari situ, saya mulai mengenal lingkungan pantai lebih dalam, dan akhirnya menyukai atmosphere dan suasananya.

Selain itu, saya mulai sadar bahwa di tempat seperti Kuta, kemampuan bahasa asing sangatlah penting. Jadi waktu itu saya memutuskan untuk belajar bahasa Inggris dan bahasa Jepang—awalnya karena ingin berbicara dengan wisatawan, terutama dengan cewek Jepang yang sering terlihat di pantai (ya, remaja tetap remaja).

Namun, siapa sangka, keisengan remaja ini justru membuka jalan besar bagi hidup saya ke depan.

Menjadi Surfing Instruktur dan Bertemu Istri

Tidak lama setelah saya belajar bahasa Jepang, kesempatan mulai terbuka. Saya diterima bekerja sebagai instruktur selancar di sebuah sekolah selancar milik orang Jepang. Waktu itu dan saya baru berusia 19 tahun.

Tak disangka, pertemuan saya dengan salah satu murid, seorang gadis Jepang yang dikenalkan oleh teman saya, justru menjadi momen yang mengubah hidup saya. Gadis Jepang itu kini adalah istri saya dan ibu dari anak kami yang pertama.

Pindah ke Jepang: Tantangan Baru, Peluang Baru

Dari Anak Pantai Menjadi Pengusaha

Setelah menikah, pada usia 23 tahun, saya dan istri memutuskan untuk pergi ke Jepang dan tinggal bersama istri saya di jepang. Ini adalah mimpi masa kecil saya yang akhirnya menjadi kenyataan. Di sana, saya bekerja sebagai lifeguard di hotel selama dua setengah tahun, sambil bekerja paruh waktu di sebuah restoran yakiniku di dekat hotel tersebut.

Kehidupan di Jepang awalnya tidak mudah, terutama karena bahasa Jepang yang digunakan sehari-hari sangat berbeda dari bahasa Jepang yang biasa saya dengar dari wisatawan di Bali. Namun, saya terus belajar dan beradaptasi.

Memulai Karier Freelancer dan Menjadi Pengusaha

Dari Anak Pantai Menjadi Pengusaha

Setelah bekerja di hotel selama dua setengah tahun, saya memutuskan untuk resign dan mengejar karier sebagai freelancer. Saya mulai bekerja di berbagai bidang: dari penjual lukisan, tukang bangunan, hingga photographer, videographer, dan video editor.

Saat itulah saya menemukan kecintaan baru saya terhadap teknologi dan desain.

Dengan kemampuan yang semakin berkembang, saya mulai belajar web development dan web design. Ini adalah titik balik dalam hidup saya. Saya menemukan bahwa kombinasi antara kreativitas dan teknologi adalah hal yang saya sukai, dan dari sinilah saya mulai memikirkan untuk membuka bisnis sendiri.

Mendirikan Perusahaan di Uni Emirat Arab

Palm Jumeirah Hotel atlantik royal dubai
 

Pada usia 30 tahun, saya dan keluarga memutuskan untuk merantau ke Uni Emirat Arab (UEA). Dengan keberanian dan tekad, saya memutuskan untuk mendirikan perusahaan di sana, meskipun hanya lulusan SD.

Berkat sistem Freezone di UEA yang memungkinkan pendirian perusahaan dengan mudah, saya mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang komputer, web development, dan konsultasi bisnis, dengan fokus melayani pasar Jepang.

Meskipun perusahaan saya berbasis di UEA, 100% pelanggan saya adalah orang Jepang. Ini adalah bukti bahwa dengan tekad dan kemampuan yang tepat, batasan geografis bukanlah halangan untuk meraih sukses.

Membangun Lapangan Kerja di Indonesia: Misi Saya untuk Anak Pantai

Setelah sukses di UEA, saya kini berencana untuk mendirikan perusahaan di Bali. Namun, tujuan utama saya bukanlah untuk menjadi kaya dan sombong, melainkan untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya di Indonesia. Saya percaya bahwa anak pantai Indonesia, terutama yang jenius dalam menguasai bahasa asing, memiliki potensi yang sangat luar biasa.

Mimpi saya adalah melihat anak-anak pantai mampu memanfaatkan kemampuan mereka, bukan hanya sebagai beach boy, tetapi sebagai pengusaha sukses sambil tetap menjalani gaya hidup pantai yang mereka cintai dan tanpa meninggalkan statusnya.

Mengajak Anak Pantai Menjadi Pengusaha

Saya ingin membantu anak-anak pantai lainnya untuk merenovasi diri mereka, dari sekadar bekerja di pantai menjadi pengusaha yang bisa bekerja dari mana saja, bahkan dari pinggir pantai, sambil tetap menikmati ombak dan suasana santai. Surfer di pagi hari, pengusaha di siang hari, dan menikmati sunset di sore hari—itulah visi saya.

Kesimpulan: Perjalanan Saya Belum Berakhir

Kerja menjadi freelancer di japan

Perjalanan hidup saya dimulai dari pantai Kuta dan telah membawa saya keliling dunia, dari Bali ke Jepang, hingga Uni Emirat Arab. Dari seorang anak pantai menjadi pengusaha, saya telah belajar bahwa apa pun mungkin jika kita berani bermimpi dan bekerja keras untuk mewujudkannya.

Sekarang, saya kembali ke akar saya, dengan satu tujuan: membantu anak-anak pantai lainnya mencapai impian mereka, sambil tetap menjaga semangat kebebasan dan cinta mereka terhadap lautan. Jika saya bisa melakukannya, kamu pun bisa.

Jadi itulah cerita singkat kehidupan saya selama 10 tahun terakhir yang bisa saya ceritakan di blog ini. 

Jika ada saran dan masukan, silahkan DM saya di instagram atau facebook ya, atau kalian bisa check website saya yaitu budiantoro.com 

Karena di dalam website tersebut saya tampilkan tentang pekerjaan saya dan lain lain.